Bulan Rajab (VII): Shalat Raghaib
Dalam bulan Rajab terdapat
banyak shalat sunat yang di anjurkan, salah satu diantaranya shalat Raghaib dan
kini telah menjadi kontroversi dalam masyarakat. Namun di sini tidak menjadi
persolaan perbedaan tersebut,tetapi yang perlu di garis bawahi, sejauhmana kita
mampu mengisi Rajab ini dengan ibadah.
رَجَبٌ شَهْرُ
اللهِ وَ شَعْبَان شَهْرِيْ وَ رَمَضَانُ شَهْرأَمَّتِي ……………. وَمَا مِنْ أَحَدٍ
يَصُوْمُ يَوْمَ الْخَمِيْسِ أَوَّلَ خَمِيْسٍ فِيْ رَجَبٍ ثُمَّ يُصَلِّي فِيْمَا
بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعَتَمَةِ يَعْنِيْ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ ثِنْتَيْ
عَشَرَةَ وَكْعَةً يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ مَرَّةً و
(إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) ثَلا َثَ مَرَّاتٍ وَ قُلْ هُوَ
اللَّهُ أَحَدٌ اثْنَتَيْ عَشَرَةَ مَرَّةً يُفْصَلُ بَيْنَ كَلِّ رَكْعَتَيْنِ
بِتَسْلِمَتَيْنِ فَإِذَا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ صَلِّيْ عَلَيَّ سَبْعِيْنَ
مَرَّةً ثُمَّ يَقُوْلُ اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيْ الأمِيْ وً عًلًى
آلِهِ ثُمَّ يَسْجُدُ فَيَقُوْلُ فِيْ سُجُدِهِ سُبُوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ
الْمَلاَئكَةِ وَ الرُّوْحِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ فَيَقُوْلُ
رَيِّ اغْفِرْلِيْ وارْحَمْ وَ تَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيْزُ الأَعْظَمُ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ثُمَّ يَسْجُدُ الثَّانِيَةَ
فَيَقُوْلُ مِثْلَ مَا قَالَ فِيْ السَجْدَةِ الأُولَى ثُمَّ يَسْأَلُ اللهَ
حَاجَتَهُ فَإِنَّهَا تُقْضَى قَالَ رَسُوْل الله : وَالَّذِيْ تَفْسِيْ بيَدِهِ
مَا مِنْ عَبْدٍ وَلا َ لأ أَمَةٍ صَلَّى هَذِهِ الصَلاَةَ إِلاَّ غَفَرَ الله
لَهُ جَمِيْعَ ذُنُوْبِهِ وَ إنْ كَانَ مِثْلَ زَيَدِ الْبَحْرِ وَ عَدَدَ وَرَقِ
الأَشْجَارِ و شَفَعَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيْ سَبْعِمِائَةِ مِنْ أَهْلَ
بَيْتِهِ . فَإِذَا كَانَ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ فِيْ قَبْرِهِ جَاءَ ثَوَّابُ
هَذِهِ الصَّلاَةِ فَيُجِيْبُهُ بِوَجْهٍ طَلِقٍ وَلِسَانٍ ذَلِقٍ فَيَقُوْلُ لَهُ
حَبِيْبِيْ أَبْشِرْ فَقَدْ نَجَوْتَ مِنْ كُلِّ شِدَّةٍ فَيَقُوْلُ مَنْ أَنْتَ
فَوَ اللهِ مَا رَأَيْتُ وَجْهًا أَحْسَنَ مِنْ وَجْهِكَ وَلاَ سَمِعْتُ كَلاَمًا
أَحْلَى مِنْ كَلاَمِكَ وَلاَ شَمَمْتُ رَائِحَةُ أَطْيَبُ مِنْ رَائِحَتِكَ
فَيَقُوْلُ لَهُ يَا حَبِيْبِيْ أَنَا ثَوَابُ الصَلاَةِ الَّتِيْ صَلَّيْتَهَا
فِيْ لَيْلَةِ كَذَا فِيْ شَهْرِ كَذَا جِئْتُ الليْلَة َ لأَ قْضِيْ حَقَّكَ وَ
أُوْنِسَ وَحْدَتَكَ وَ أَرْفَعَ عَنْكَ وَحْشَتَكَ فَإِذَا نُفِخَ فِيْ الصُوْرِ
أَظْلَلْتُ فِيْ عَرَصَةِ الْقِيَامَةِ عَلَى رَأْسِكَ وَ أَبْشِرْ فَلَنْ
تَعْدَمَ الْخَيْرَ مِنْ مَوْلاَكَ أَبَدًا
Rajab bulan
Allah dan Sya’ban bulanku serta Ramadhon bulan umatku. Tidak ada seorang
berpuasa pada hari Kamis, yaitu awal Kamis dalam bulan Rajab, kemudian shalat
diantara Maghrib dan ‘Atamah (Isya) -yaitu malam Jum’at- (sebanyak) dua belas
raka’at. Pada setiap raka’at membaca surat Al Fatihah sekali dan surat Al Qadr
tiga kali, serta surat Al Ikhlas duabelas kali. Shalat ini dipisah-pisah setiap
dua raka’at dengan salam. Jika telah selesai dari shalat tersebut, maka ia
bershalawat kepadaku tujuh puluh kali, kemudian mengatakan “Allahhumma shalli
‘ala Muhammadin Nabiyil umiyi wa alihi, kemudian sujud, lalu menyatakan dalam
sujudnya “Subuhun qudusun Rabbul malaikati wa ar ruh” tujuh puluh kali, lalu
mengangkat kepalanya dan mengucapkan “Rabbighfirli warham wa tajaawaz amma
ta’lam, inaka antal ‘Azizul a’zham” tujuh puluh kali, kemudian sujud kedua dan
mengucapkan seperti ucapan pada sujud yang pertama. Lalu memohon kepada Allah
hajatnya, maka hajatnya akan dikabulkan. Rasululloh bersabda,”Demi Dzat yang
jiwaku ada di tanganNya, tidak ada seorang hamba lali-laki atau perempuan yang
melakukan shalat ini, kecuali akan Allah ampuni seluruh dosanya, walaupun
seperti buih lautan dan sejumlah daun pepohonan, serta bisa memberi syafa’at
pada hari kiamat kepada tujuh ratus keluarganya. Jika berada pada malam
pertama, di kuburnya akan datang pahala shalat ini. Ia menemuinya dengan wajah
yang berseri dan lisan yang indah, lalu menyatakan: ‘Kekasihku, berbahagialah!
Kamu telah selamat dari kesulitan besar’. Lalu (orang yang melakukan shalat ini)
berkata: ‘Siapa kamu? Sungguh demi Allah aku belum pernah melihat wajah seindah
wajahmu, dan tidak pernah mendengar perkataan seindah perkataanmu, serta tidak
pernah mencium bau wewangian, sewangi bau wangi kamu’. Lalu ia berkata: ‘Wahai,
kekasihku! Aku adalah pahala shalat yang telah kamu lakukan pada malam itu,
pada bulan itu. Malam ini aku datang untuk menunaikan hakmu, menemani
kesendirianmu dan menghilangkan darimu perasaan asing. Jika ditiup sangkakala,
maka aku akan menaungimu di tanah lapang kiamat. Maka berbahagialah, karena
kamu tidak akan kehilangan kebaikan dari maulamu (Allah) selama-lamanya’.” [kitab
Tabyin Al-‘Ajab Bima Warada Fi Fadhli Rajab Ibnu Hajar Al-Asqalani hal. 34-36
Hadits ke-18 Bab Sholat Raghaib]
Berdasarkan dari hadits diatas, dapat
diketahui secara ringkas tata cara shalat Raghaib, yaitu sebagai berikut:
a.
Jumlah raka’at dua belas dibagi setiap
dua rakaat satu salam.
b.
Bertakbir dengan mengucapkan
Allahu Akbar.
c.
Pada setiap raka’at membaca surat
Al Fatihah sekali, surat Al Qadar tiga kali dan surat Al Ikhlash dua belas
kali.
d.
Kemudian ruku’ dan sujud.
e.
Usai shalat Raghaib mengucapkan
shalawat kepada Nabi sebanyak tujuh puluh kali dengan lafadz Allahhumma shlli
‘Ala Muhammadin Nabiyil umiyi wa ‘alihi
f.
Kemudian sujud dengan membaca
Subuhun qudusun Rabul malaikati wa ar ruh.
g. Lalu bangun dan duduk dengan
mengucapkan Rabbighfirli warham wa tajaawaz amma ta’lam, innaka antal ‘Azizul
a’hzam.
h.
Lalu sujud lagi dan mengucapkan
sebagaimana ucapan yang sama dengan sujud yang pertama.
i.
Kemudian berdo’a kepada Allah
sesuai dengan hajat kebutuhannya
Sumber :www.sarkub.com
0 Response to "Bulan Rajab (VII): Shalat Raghaib"
Post a Comment