Syakban Bulan Shalawat
Salah satu di antara
keistimewaan bukan Sya’ban adalah ia menjadi bulan di mana diturunkan ayat
Shalawat dan Salam kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ayat
itu adalah firman Allah:“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”QS al Ahzab:56.
Ibnus Shoef al Yamani menyebutkan bahwa bulan Sya’ban disebut Bulan
Shalawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam karena ayat QS al Ahzab
56 turun pada bulan ini(Tuhfatul
Ikhwan lil Imam Ahmad bin Hijazi al Fasyni hal 74). Imam
Syihabuddin al Qasthalani mengatakan dari sebagian ulama bahwa bulan Sya’ban
adalah Bulan Shalawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam karena
ayat Shalawat (QS al Ahzab 56) turun pada bulan ini( Syarah Az Zarqani ala al Mawahib 7/328).
Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menukil dari Abu
Dzarr al Harawi bahwa perintah bershalawat atas Nabi shallallahu alaihi
wasallam (maksudnya firman Allah dalam QS al Ahzab 56) terjadi pada
tahun kedua hijriyyah. Dalam shahih Bukhari, kitab doa, bab bershalawat kepada
Nabi saw:
Abdurrahman bin Abi Layli berkata: Ka’b bin Ujrah menemui aku
lalu berkata: Tidakkah kamu diberi hadiah? Nabi saw datang kepada kami, lalu
kami berkata: Ya Rasulallah, engkau telah mengajari kami cara mengucapkan salam
kepadamu, lalu bagaimana cara bershalawat kepadamu? Beliau menjawab: Kalian
ucapkan:
اللهمّ صلِّ على محمّد
وعلى آل محمّد، كما صلّيت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللّهمّ بارك على محمّد
وعلى آل محمّد، كما باركت على إبراهيم إنك حميد مجيد
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berkahi Muhammad dan
keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji dan Maha Mulia.
Dalam Shihih Bukhari, kitab tafsir, bab ayat ini:
Abu Said Al-Khudri berkata, kami berkata: Ya Rasulallah, ini
adalah cara mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana cara bershalawat
kepadamu? Beliau menjawab: kalian ucapkan:
اللّهمّ صلّ على محمّد
عبدك ورسولك كما صلّيت على آل إبراهيم، وبارك على محمّد وعلى آل محمّد كما باركت
على إبراهيم
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad hamba-Mu dan
Rasul-Mu sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada keluarga Ibrahim, dan
berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi Ibrahim.
Shahih Muslim, kitab shalawat kepada Nabi saw sesudah tasyahhud:
Abu Mas’ud Al-Anshari berkata: Rasulullah saw pernah mendatangi
kami ketika kami berada di majlis Sa’d bin Ubadah. Kemudian Basyir bin Sa’d
berkata kepadanya: Allah Azza wa Jalla memerintahkan pada kami agar bershalawat
kepadamu ya Rasulallah, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu? Lalu
beliau diam sepertinya beliau menghendaki kami tidak bertanya tentang hal itu.
Kemudian beliau bersabda: Kalian ucapkan:
اللّهم صلّ على محمّد
وعلى آل محمّد كما صليت على آل إبراهم، وبارك على محمّد وعلى آل محمّد كما باركت
على آل إبراهيم في العالمين إنك حميدٌ مجيد
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad sebagaimana Kau sampaikan shalawat kepada keluarga Ibrahim, dan
berkahi Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi keluarga
Ibrahim di alam semesta, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.
Esensi Bershalawat
Allah berfirman:
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُـوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah
dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”QS al Ahzab:56
Allah memerintahkan
seluruh kaum beriman setelah memanggil mereka dengan sebelumnya menyebutkan
bahwa Allah dan malaikatNya melakukan hal tersebut. Maksudnya Dia Memerintahkan
hal tersebut – bukan karena Nabi shallallahu alaihi wasallam butuh
pada hal itu, tetapi karena tujuan memuliakan kalian sebab keimanan kalian
kepadanya – dengan perintah yang menjadikan kalian mencocoki dan sejalan
dengan Raja Diraja Maha Mulia ta’alaa, para orang
teristimewa dari para hambaNya yang shaleh yang dimuliakan bersama Nabi shallallahu
alaihi wasallam yang menjadi jalan bagi kalian memperoleh petunjukNya
yang dengan lisannya, Sang Nabi juga memberikan petunjuk segala hal yang bisa
mendekatkan kalian di sisiNya.
Syekh Izzuddin bin
Abdussalam rahimahullah berkata:
Shalawat atas
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bukanlah syafa’at kita
untuk Beliau karena orang seperti kita tidaklah bisa memberi syafaat kepada
orang seperti Beliau. Kendati begitu Allah ta’alaa Memerintahkan
agar membalas jasa orang yang telah memberikan kebaikan kepada kita. Jika tidak
bisa membalas jasanya maka kita berdo’a untuknya agar Allah Menggantikan kita
dalam memberikan balas jasa. Ketika kita tidak mampu membalas jasa penghulu
manusia terdahulu dan yang kemudian maka Tuhan semesta alam Memerintahkan agar
kita bershalawat atasnya supaya shalawat itu sebagai balas jasa atas kebaikan
dan anugerahnya kepada kita dan tentu saja tak ada kebaikan lebih utama
daripada kebaikan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada
kita. Beliau bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
“Barang siapa
bershalawat sekali atasku maka sebab itu Allah bershalawat sepuluh kali
atasnya” HR Muslim.
Qadhi Iyadh berkata:
[Maksudnya Allah merahmatinya dan menggandakan pahalanya sebagaimana firmanNya, “Barangsiapa
membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya “ QS
al An’aam:160. ] Qadhi melanjutkan: [Atau bisa jadi shalawat Allah ini
sesuai dengan zhahirnya sebagai bentuk memuliakan (orang yang membaca shalawat)
di kalangan para malaikat seperti dalam hadits, “Jika ia menyebutKu dalam
suatu perkumpulan maka Aku menyebutnya di perkumpulan (lain)yang lebih mulia
darinya”. Hanya Allah yang lebih Mengetahui]
Dari Ubayy bin Ka’ab
ra ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh saya memperbanyak
bershalawat atas engkau. Lantas berapa dari shalawatku itu yang saya jadikan
untuk engkau?” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab,
“Terserah kamu” aku berkata: “Seperempat?” Beliau bersabda: “Terserah
kamu, bila kamu menambahnya maka itu lebih baik” aku berkata:
“Separuh?” Beliau bersabda: ““Terserah kamu, bila kamu menambahnya maka itu
lebih baik” aku berkata: “Saya menjadikan seluruh shalawat saya untuk
engkau” Beliau bersabda:
…إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرْ
لَكَ ذَنْبُكَ
“…Jika begitu maka
kamu dicukupi keinginanmu dan diampuni dosamu”HR Turmudzi.
Imam Nawawi berkata:
Maksud ungkapan (sungguh saya memperbanyak bershalawat atas engkau. Lantas
berapa dari shalawatku itu yang saya jadikan untuk engkau?) adalah: “Saya
memperbanyak berdo’a maka berapa banyak saya harus bershalawat atas
engkau dalam do’a saya?”
Abu Laits As Samarkand rahimahullah berkata:
[Andai dalam
bershalawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak ada
pahala sama sekali kecuali mengharapkan Syafa’at maka wajib bagi orang berakal
untuk tidak melupakannya. Apalagi dalam bershalawat ada ampunan dosa – dosa,
ada shalawat dari Allah], Abu Laits melanjutkan: [Jika ingin mengetahui
bahwa bershalawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah
ibadah yang paling utama maka renungkanlah firman Allah, “Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya”QS al Ahzab:56. Seluruh ibadah telah Allah perintahkan
kepada para hambaNya. Sementara shalawat atas Nabi shallallahu alaihi
wasallam maka sungguh diriNya telah bershalawat dan kemudian
Memerintahkan orang beriman agar mereka bershalawat atasnya. Ini menetapkan
bahwa Shalawat atas Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah
ibadah yang paling utama]
Imam Nawawi berkata:
[Jika seseorang bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam maka
hendaknya menggabungkannya dengan ucapan salam (Taslim) dan tidak hanya
menyebutkan salah satunya] Imam al Ghazali menceritakan: [Pernah aku menulis
sebuah hadits dan sekaligus bershalawat atas Nabi shallallahu alaihi
wasallam, tetapi tidak mengucapkan salam. Maka aku bermimpi Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam dan Beliau bersabda kepadaku, “Kenapa tidak kamu
sempurnakan bershalawat atasku dalam kitabmu?” maka mulai setelah itu
tidak kutulis shalawat kecuali menyertakan salam]
Imam Nawawi berkata:
[Disunnahkan bagi pembaca hadits atau lainnya yang semakna, jika Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam disebut agar mengeraskan suara bacaan shalawat dan
salam atas Beliau dan jangan sampai mengeraskan dengan suara yang terlalu
keras sehingga terkesan jelek. Di antara tokoh yang menyatakan dan menganjurkan
mengeraskan suara ini adalah al Imam al A’zham al Hafizh Abu Bakar al Khathib
al Baghdadi serta juga para tokoh ulama yang lain]
Abu Bayan al Ashfihani
berkata:
Aku bermimpi
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan bertanya kepada
Beliau: “Kenapa engkau tidak memberikan manfaat kepada anak pamanmu As Syafi’i
dengan sesuatu atau mengistimewakannya dengan sesuatu?” Beliau bersabda: “Ia,
aku memohon kepada Tuhanku agar tidak menghisabnya” aku bertanya:
“Sebab apa?” Beliau bersbda: “Sebab ia telah bershalawat kepadaku dengan
shalawat yang belum pernah aku mendapat shalawat seperti itu” aku
bertanya: “Apakah itu?” Beliau bersabda: “Ia (Syafii) mengucapkan:
أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ
“Ya Allah berikanlah
shalawat kepada Muhammad selama orang – orang yang ingat menyebutnya dan selama
orang – orang yang lupa lalai dari menyebutnya”
Ibnu Abdul Hakam
berkata:
Dalam mimpi aku
melihat Syafi’i dan bertanya: “Apakah yang dilakukan Allah kepadamu?” ia menjawab:
“Dia Memberiku nikmat dan Mengampunikun dan dan aku diarak di surga layaknya
pengantin diarak serta ditaburkan atasku seperti halnya ditaburkan atas
pengantin” aku (Ibnu Abdil Hakam) bertanya: “Dengan apakah kamu menggapai
derajat ini?” ia menjawab: “Sebab ucapanku dalam kitab Ar Risalah;
وَصَلَّى الله عَلَى مُحَمَّدٍ عَدَدَمَا
ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَعَدَدَ مَا غَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ
“Dan semoga Allah
bershalawat atas Muhammad sesuai bilangan orang pengingatan orang – orang yang
ingat dan sesuai bilangan kelalaian orang – orang yang lupa mengingatnya”
sumber :shofwatuna.org dan lainnya
0 Response to " Syakban Bulan Shalawat"
Post a Comment