Fiqh Qurban : Jenis Hewan Qurban (II)

Tanpa terasa bulan Zulhijjah telah menyapa kita kembali, perjumpaan kita dengan bulan ini hendaknya kita isi dengan kegiatan yang bernilai ibadah. Seperti kita ketahui dalam setahun itu ada tiga sepuluh hari yang mulia dan mengandung kelebihan dibandingkan dengan hari yang lain yakni sepuluh akhir ramadhan, sepuluh awal Zulhijjah dan sepuluh awal bulan Muharram. Dalam literature perjalanan ahli ibadah dalam hal ini para ahli tarikat menjadi sepuluh awal zulhijjah sebagai kelendar tetap ibadah suluk, tentunya pada hari tersebut banyak kelebihan juga bukan dalam artian menafikan hari lain tidak ada fadhilahnya. Disamping itu dalam bulan Zulhijjah merupakan bulan dimana umat islam disyariatkan untuk mengerjakan ibadah haji. Kelebihan 10 hari pertama Zulhijjah tidak banyak dibicarakan sepertima mana 10 hari terkhir Ramadhan, sedangkan kelebihan dan kemulian 10 hari Zulhijjah dan Hari Arafah telah digambarkan dalam Al-Quran dan Hadith. Mari kita telaah  kelebihan bulan Zulhijjah dan berusaha untuk beramal dalam 10 hari pertama ini, supaya kita mendapat keridhaan dan kasih dari sang khalik
Dalam bulan Zulhijjah ini terdapat salah satu ibadah khusus yang tidak di miliki di bulan lain dan mempuyai banyak kelebihan yakni udhiyyah (berqurban).
 Kata “udhiyyah’diambilkan dari kata ‘dhahwah”.  Kata Udhiyyah dinamakan dengan awal waktu pelaksanaannya, yaitu waktu Dhuha. (Syekh Ibnu Hajar Tuhfah al-Muhtaj: 9: 400, Fathul Wahhab / Hamisy Hasyiyah al- Jamal ‘alaa Syarhil Manhaj juz IV halaman 250,  Daar Ihya at Turaats al ‘Arabi, Beirut: 22: 143). 
Dalam terminologinya, Syekh Khatib Syarbini menyebutkn qurban itu penyembelihan hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah di hari raya idul Adha (10 Zulhijjah) hingga akhir hari Tasyriq (13 Zulhijjah).(Syaikh Khatib Syirbini, Mughni al-Muhtaj 6/122, Syekh Ibrahim, kitab al-Bajuri II:295), Cet. Al-Haramain,). Paparan  yang sama juga disebutkan dalam kitab Syarkwi ‘Ala Tahrir (jilid II, hal.463) dan dalam kitab Tuhfah Al-Muhtaj Syarah Minhaj oleh Syekh Ibnu Hajar   al-Haitami (Tuhfah Al-muhtaj, jiid 9, hal. 400).
 Hewan yang dibolehkan dalam berqurban hanya an-ni’am (binatang ternak) yang tiga jenis ini yakni lembu/kerbau, unta dan biri-biri/kambing. Hal disebabkan udhiyyah merupakan ibadah yang berorientasi khusus kepada hewan, maka terkhususlah kepada hewan yang tiga jenis tersebut, begitu juga persoalan yang sama  dalam masaah zakat. ( Kitab Bajuri II: 295).


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fiqh Qurban : Jenis Hewan Qurban (II)"

Post a Comment