Suluk (V): Zikir Rumah Sakit Qalbu
Ibadah suluk sebagai RSQ (Rumah Sakit Qalbu) mempunyai maqam-maqam tersendiri dalam berzikir, secara global
ada beberapa macam zikir yakni pertama ada zikr mukasyaf zikir dengan menyebut nama jalalah Allah dalam hati sebanyak 5000 kali sehari semalam.
Tingkatan kedua Zikir Lathaif yaitu zikir sebanyak 11000 kali dengan menyebut nama
Allah dalam hati, dalam jumlah dan maqam yang berbeda.
Zikir lathaif ini ada yang dinamakan lathaif sembilan dan lathaif
sebelas. Dalam lathaif ini sendiri ada pos
masing-masing yakni Lathifah
al Qalbi,
Lathifah al Ruh, .Lathifah al Sirr, Lathifah al Khafi, Lathifah
al Akhfa, Lathifah al Nafsi al Nathiqah, lathifah kull al
jasad (jami’u’ adha). Setiap
zikir dalam tarekat suluk sebagai RSQ, tentu ini amalan mempunyai landasan dan dalil tersendiri yang tidak
mungkin sebutkan satu persatu karena memerlukan uraian yang panjang,
umpamnya saja zikir ism dzat dibai’atkan
pertama kali oleh Nabi kepada Abu Bakar al-Siddiq, ketika sedang menemani Nabi
berada di Gua tsur, pada saat sedang berada dalam perjalanan hijrah atau dalam
persembunyian dari kejaran para pembunuh kafir Qurays. Ketika sedang
panik-paniknya dalam persembunyian Nabi mengajarkan (men-talqinkan) dzikir ini
dan sekaligus cara muraqabah ma’iyah (kontemplasi dengan pemusatan
keyakinan bahwa Allah senantiasa menyertainya).
Selanjutnya zikir dalam RSQ dinamai sebagai zikir ism dzat ini ditalqinkan kepada Salman
al-Farisi, kemudian dia mentalqinkan kepada Qasim
ibn Abi Bakar. Kemudian terus diterima oleh Imam Ja’far al-Shadiq dan terus sambung menyambung sampai kemudian diterima
oleh Syekh Baha’uddin al-Naqsyabandi. Maka setelah tarekat dzikir ini
diamalkan oleh syekh tersebut orang-orang menyebutnya dengan tarekat
Naqsyabandiyah atau tarekat dzikir Naqsyabandiyah. (Syekh Jalaluddin, Sinar Keemasan, 1987)
Selanjutnya tingkatan zikir lathif yang kedua adalah Zikir Nafi Isbat, ketiga Wukuf, keempat Muraqabah Itlak, muraqabah ini disebut juga dengan Muraqabah Ula, atau muraqabah
pertama. Kelima Muraqabah wahdah Af’al. Muraqabah ini disebut juga dengan Muraqabah
Tsaniyah (Muraqabah kedua). Keenamm Muraqabah yang terakhir disebut Ma’iyah. Muraqabah ini juga sering disebut Muraqabah
Tsalisah (murakabah yang ketiga). Semua proses zikir ini bersifat siir
(tersembunyi) dalam hati. Sedangkan Tingkatan yang terakhir
adalah Zikir Tahlil yang
bersifat jihar karena diucapkan dengan
lisan.
Sedangkan zikir dalamRumahSakit Qalbu(RSQ) dinamakan dengan zikir tahlil disini adalah alah la ilaha illah. Semua tingkatan ini secara teori
dan prakteknya memerlukan bai’ah dan penjelasan dengan detail oleh seorang
Mursyid sebagai “dokter rohani’ sehingga
tidak salah minum “obat” yang
berakibat fatal terhadap
“pasien” sendiri. Seseorang
dikala sakit dan minum obat memerlukan resep dan petunjuk dokter,
terlebih lagi manakala mengobati qalbu dan rohani yang lebih spesifik peran
mursyid sangat menentukan dalam “kesembuhan” dalam musafir kesufiannya.
0 Response to "Suluk (V): Zikir Rumah Sakit Qalbu"
Post a Comment