Wahdatul Wujud (III) : Menyikapi Kontroversial

Ajaran Wahdatul Wujud semenjak dari dulu tidak terlepas dari bermacam kontroversial dan tudingan bahkan mengarah ke arah negatif. Beranjak dari itu kita di tuntut untuk sangat hati-hati dan arif dalam menyiapi perbedaan ini, Terlepas dari itu semua, hendaknya dan alangkah sangatlah elok dan bijaksana sesuatu itu di serahkan kepada ahlinya dalam hal ini para ulama. Menyampaikan kemampuan dan dakwahpun disesuaikan dengan kemampuan sang objek dakwah dalam hal ini masyarakat sehingga tidak terjadi “salah tafsir” dan diskomunikasi antara Komunikan (penerima pesan) sebagai masyarakat dan komunikator (penyampai pesan). Menu yang di sampaikan juga harus disesuaikan, jangan sampai anak bayi yang harusnya diberi ASI, namun dikasih nasi kambing atau dalam bahasa singkatnya “bek salah jeip obat”. Termasuk dalam problema wahdatul wujud ini yang pada akhirnya lahirnya kaum salik buta yang menyimpang dari syariat.


Adanya perbedaan pendapat itu hal yang “wajar” tatanan kehidupan masyarakat yang multi strata  dan kemajemukan .Namun memvonis dan melabeli kelompok berbeda pandangan dengan slogan yang “kafir”, “sesat”dan lainnya tanpa tabayun dan mengklarifikasinya sesuatu yang “kurang ajar”. Mereka yang tersalah dan “khilaf” kita rangkul dan menegur dengan mauidah hasanah. Kita ajak kopbar (kopi bareng) dan menjalin silaturrahmi, kita tembak hatinya, pastilah dengan sendirinya dan perlahan mereka mendapatkan hidayah menuju kebenaran. Namun kalau terus dijauhi dan dikucilkan dengan sloglan dan cacian, mereka akan membalasnya juga dengan cara tersendiri, sehingga konflik sosial ini sebagai metamorphosis perpecahan disintegrasi masyarkat dan Negara akan terus berkembang. Nah ini yang di incar oleh mereka para “misionaris”agama dan disintegrasi bangsa.

Begitu dalam persoalan Wahdatul Wujud ini. Dakwah dan berbagai pencerahan telah di lakukan walaupun tidak membawakan perubahan dan kebaikan menuju perbaikan baik dalam ranah Wahdatu Wujud atau lainnya, setidaknya kita telah berusaha melibatkan diri dalam menegakkaan dua panji Islam terbesar yakni “amar makruf”dan “nahi mungkar” juga telah melibatkan diri dalam kelompok bertitel “Khairul Ummah” sebagimana firman Allah SWT: “"Kamu adalah umat yag terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik lagi bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”(QS. Ali Imran:110). Semoga..!!!

Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq..

Wallahu “allam Bishawab..!!!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wahdatul Wujud (III) : Menyikapi Kontroversial"

Post a Comment