Abon Aziz Samalanga (IV): Ulama Spesialis Mantiq Aceh
Syekh Abdul Aziz Al-Mantiqibernama
asli Abdul Aziz bin Muhammad Saleh merupakan sosok berhimmah tinggi dalam
menuntut ilmu. Walaupun beliau telah alim dan menguasai kitab, namun dengan
dorongan himmah seakan ilmu masih sangat kurang. Disebutkan bahwa setelah
beliau mengabdi menjadi guru beberapa tahun, tepatnya pada tahun 1951 Abon Aziz
Samalanga Aceh melanjutkan pendidikan ke dayah yang tersohor di bawah pimpinan
seorang ulama besar Al-Mukarram Al-Mursyid Abuya Muda Waly Al-Khalidy, tepatnya
di dayah pesisir pantai Dayah Darussalam Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Ketinggian ilmunya
dalam segala disiplin ilmu agama telah dikenal seantero nusantara bahkan luar
negeri. Beliau juga seorang pengamal dan pelopor tarekat Naqsyabandiah di Aceh
dan sering dikenal dengan panggilan Abuya Mudawali. Abon Aziz Samalanga Aceh
belajar di Dayah Darussalam lebih kurang selama tujuh tahun.Kebiasaan mereka
yang melanjutkan pendidikan ke Dayah Labuhan Haji adalah mereka yang telah
belajar kitab tinggi seperti Al-Mahally bahkan telah menjadi orang alim dan
pimpinan dayah di daerah asalnya termasuk Abon Aziz Samalanga Aceh Aziz
Sendiri.
Namun sampai di dayah
tersebut mereka belajar kembali dengan kitab yang terendah hingga kelas tinggi
dan Abuya sendiri yang mengajarkannya. Pernah dalam sebuah pidato Almarhum Abon
Aziz Samalanga Aceh Tanjongan, beliau merupakan murid Abon Aziz Samalanga Aceh
Aziz, selama di Labuhan Haji menjadi asisten Abon Aziz Samalanga Aceh Aziz
untuk membawakan kitab-kitab Abon Aziz Samalanga Aceh Aziz selama belajar
dengan Abuya. Selama di Darussalam Labuhan Haji, beliau belajar dengan
sangat tekun, bahwa pada saat muthala`ah beliau membuka segala kitab yang
berkenaan dengan pelajaran yang sedang beliau pelajari, sehingga kamar beliau
terlihat berserakan dengan kitab.
Abon Aziz Samalanga
Aceh sangat disiplin dan memiliki semangat luar biasa dalam mengajar, sehingga
dalam keadaan sakitpun beliau tetap antusias mengajar. Salah seorang cucu Abuya
Muhibbuddin Waly, Teungku Naqsyabandi, beliau mendengar sendiri dari Abuya
Doktor Muhibbudin Waly bahwa ketika Aboen Aziz al Mantiqi sudah enam tahun
lebih belajar di Zawiyah Darussalam, Abuya Muda Waly menyuruh Aboen Aziz untuk
pulang kampung dan mengamalkan ilmunya. Namun, Abon Aziz Samalanga Aceh Aziz al
Mantiqi belum mau pulang dan beliau berkata kepada Abuya: "Abuya, saya
belum ada keinginan untuk pulang kampung, karena saya ingin menghabiskan
seluruh ilmu Abuya".
Lalu dijawab oleh Abuya
Muda Waly: "Ilmu yang ada pada kamu saja sekarang masih semata kaki saya,
kamu tidak akan bisa menghabiskan ilmu saya. Oleh karena itu sekarang kamu
pulang dan amalkan ilmu yang ada."Akhirnya Abon Aziz Samalanga Aceh Aziz
al Mantiqi mematuhi perintah Sang Guru untuk pulang dan mengamalkan ilmu.
Foto: Syekh Abdul Aziz Al-Mantiqi Samalanga Aceh dengan ulama lainnya@dinulislamnews
Akhirnya pada tahun
1958 Abon Aziz Samalanga Aceh kembali lagi ke Dayah MUDI Mesjid Raya
Samalanga untuk mengembangkan ilmunya. Pada tahun tersebut pimpinan Dayah MUDI
Mesjid Raya Samalanga meninggal dunia, sehingga Abon Aziz Samalanga Aceh
diangkat menjadi pimpinan dayah tersebut.
Semenjak dayah
MUDI berada di bawah kepemimpinannya, banyak perubahan terjadi, terutama
menyangkut tentang kurikulum pendidikan yang semula tidak terlalu fokus pada
ilmu-ilmu alat (bantu) seperti ilmu manthiq, ushul al-fiqh, bayan, ma‘ani, dan
lain-lain.
Gelar yang disandang
oleh Abon Aziz Samalanga Aceh mengisyaratkan bahwa spesialis keahlian Abon Aziz
Samalanga Aceh yang sangat menonjol adalah dalam bidang ilmu manthiq sehingga Abon
Aziz Samalanga Aceh digelar dengan al-Manthiqi. Namun jangan sampai kita
mengambil kesimpulan keliru seolah-olah Abon Aziz Samalanga Aceh Aziz yang
mampu mantiq saja, itu pemahaman keliru, namun Abon Aziz Samalanga Aceh juga
sangat pandai dalam bidang ilmu lainnya
0 Response to "Abon Aziz Samalanga (IV): Ulama Spesialis Mantiq Aceh"
Post a Comment