Maqam Zikir Suluk (II): Zikir Muraqabah
Dalam
ibadah suluk,maqam setelah lathaif dan wukuf adalah muraqabah. Secara global muraqabah
berada di urutan ke lima setelah wukuf dalam rangkaian ibadah suluk. Muraqabah
ini merupakan proses untuk "pengintipan" sebuah kekuatan besar yang
akan menerawang qalbu insan. Muraqah itu sendiri ada tiga tingkatan
yaitu
a. Maqam Muraqabah
Itlak
Muraqabah
ini disebut juga dengan Muraqabah Ula, atau muraqabah pertama. Muraqabah
ialah menghadap hamba kepada Zat Allah SWT.
Adapun cara muraqabah ini adalah:
a) Kita merasa di dalam
hati bahwa Allah selalu melihat kita selaku hamba-Nya dahir dan batin, tiada
tersembunyi segala sesuatu bagi-Nya
b) Kita hendak merasa
malu jika kita seorang yang pernah melakukan maksiat. Inilah yang dimaksud oleh
ahli sufi akan istilah Muraqabah Itlak.
b. Maqam Muraqabah wahdah Af’al
Muraqabah
ini disebut juga dengan Muraqabah Tsaniyah (Muraqabah kedua), sedangkan
makna Muraqabah Wahdah adalah mengumpulkan ingatan, perasaan kita
dan makrifah kita semata-mata kepada Zat Allah SWT. Sebelum mengumpulkan
ingatan itu, lebih dahulu kita pandang, kita pikirkan dengan akal yang waras
dan kita i’tikatkan serta kita rasakan dengan panca indera secara perasaan yang
sangat mendalam, bahwa semua kejadian dan perbuatan dalam alam ini semuanya
perbuatan Allah dan datang dari pada-Nya.
Di
dalam amalan suluk Tarekat Naqsyabandiyah, wahdah Af’al artinya
pengakuan hati kita bahwa Allah SWT itu Maha Esa pada segala perbuatan-Nya.
3) Maqam Muraqabah
Ma’iyah
Muraqabah ini juga sering disebut Muraqabah Tsalisah
(murakabah yang ketiga), yaitu mengumpulkan pikiran dan ingatan kita
dengan ingatan yang mendalam, bahwa Allah SWT selamanya menyertai kita di mana
saja kita berada.
foto:http://www.dokumenpemudatqn.com
Kaifiyah maqam muraqabahnya adalah selalu kita yakini dan kita rasakan
bahwa Allah SWT tetap selamanya beserta kita, kemudian kita selalu mengharapkan
kasih sayang-Nya dan keampunan-Nya, tentulah dengan demikian kita selamanya
pula tidak akan melakukan kesalahan sedikitpun kepada-Nya.
Assalamu 'alaikum...
ReplyDeletemohon izin untuk mengcopy (ikut mempelajari materi ini)
sehubungan kami bersama istri sedang belajar tarekat naqsabandiyah dari guru jawa, sedangkan istri orang banjar...
sebagai referensi kami yang berbahasa indonesia...
terima kasih...
wassalamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh...