Bulan Syakban (XVII): Raihlah Pahala Membaca Al-Quran di Bulan Syakban
Al-Quran sebagai pedoman dan petunjuk
umat Islam mempunyai membacanya juga termasuk ibadah walaupun tidak mengerti
isi dan kandungannya. Bulan Syakban di identifikasikan sebagai bulan Al-Quran,
tentu saja ini menandakan, Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk lebih
giat dan tekun dalam membaca, memahami dan menguak rahasia dalam kitab suci
tersebut.
Berikut bahas diantara keistimewaan dan
keutamaan Alqur’an yang memiliki banyak kekhasan dan keistimewaan yang akan
kita sebutkan yang terpenting di antaranya:
Jalan Menggapai Cinta Allah
Barang siapa mencintai Alqur’an maka
Allah akan mencintainya. Ibnu Mas’ud ra meriwayatkan sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam:
مَنْ أَحَبَّ
أَنْ يُحِبَّهُ الله وَرَسُوْلُهُ فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ
فَهُوَ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ
“Barang siapa yang senang mendapat
cinta Allah dan RasulNya maka hendaknya ia melihat; jika ia mencintai Alqur’an
berarti ia mencintai Allah dan RasulNya” (HR Thabarani dengan para
perowi terpercaya)
Mukjizat yang langgeng
Di antara keistimewaan Alqur’an adalah
ia sebagai mukjizat yang langgeng yang selalu dibaca di setiap tempat beserta
jaminan penjagaan dari Allah. Ini berbeda dengan mukjizat para nabi yang sirna
seiring habisnya masa mereka. Mukjizat ini abadi seperti keadaannya semula. Ia
abadi sejak dari diturunkan hingga masa kita sekarang, padahal telah terlewat
masa empat belas abad. Hujjah Alqur’an selalu menang, perlwanannya begitu kokoh
meski bertebaran para ahli dan para imam balaghah di seantero desa dan kota,
meski para penantang dan orang yang kontra senantiasa melakukan serangan dan
insya Allah ia akan terus seperti ini selama dunia dan penghuninya masih
berada.
Pembaca tidak bosan, Pendengar
tidak muntah
Di antara keistimewaan Alqur’an adalah
bahwa pembacanya tidak akan bosan. Pendengarnya tidak akan muntah (ngelepeh.
Jawa), bahkan jika diulang – ulang maka kecintaan kepadanya semakin bertambah
sebagaimana dikatakan:
وَخَيْرُ
جَلِيْسٍ لاَ يُمَلُّ حَدِيْثُهُ وَتِرْدَادُهُ يَزْدَادُ فِيْهِ تَجَمُّلاً
Alqur’an adalah sebaik – baik
teman bicara yang bicaranya tidak membosankan. Mengulang – ulangnya semakin
menambahnya terasa indah
Sementara selain Alqur’an, betapapun mencapai puncak keindahan, pasti rasa bosan segera hadir seiring semakin sering ia terulang – ulang di pendengaran. Akan tetapi hal demikian adalah bagi hati yang bersih dan sehat, bukan bagi watak yang kotor dan sakit.
Pencerah Karat Hati
Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ هَذِهِ
الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ” قَالُوْا : فَمَا
جَلاَؤُهَا؟ قَالَ : ” تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ “
“Sesungguhnya hati – hati ini
berkarat seperti halnya besi berkarat,”mereka bertanya: “ Lalu apa yang
mencerahkannya?” Beliau menjawab: “Membaca Alqur’an”
Pendongkrak Kemuliaan
Pada asalnya Alqur’an adalah bagian dari
tanda – tanda Allah (Sya’aairullah), sementara Dia berfirman: “ Barang
siapa memuliakan tanda – tanda Allah maka sesungguhnya itu adalah termasuk
ketakwaan dalam hati “ QS al Hajj: 32. ayat ini menjadi dalil
para ulama atas wajibnya memuliakan ahli Alqur’an. Dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam. Beliau bersabda:
مِنْ تَعْظِيْمِ
جَلاَلِ اللهِ إِكْرَامُ ثَلاَثَةٍ : الإِمَامُ الْعَادِلُ , وَذِي الشَّيْبَةِ
الْمُسْلِمِ, وَحَامِلُ الْقُرْآنِ
“Termasuk memuliakan keagungan Allah
adalah memuliakan tiga orang; pemimpin adil, pemilik uban yang muslim dan
pembawa Alqur’an” (HR Ibnu Abdil Barr dalam Kitabul ilmi. Ia
berkata: Pembawa Alqur’an maksudnya orang yang mengerti hukum – hukumnya, halal
haramnya dan yang mengamalkannya)
Dalam riwayat Ibnu Mas’ud ra disebutkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: “Menjadi Imam suatu kaum, orang yang paling ahli membaca kitab Allah” (hadits shahih). Imam Bukhari dan yang lain meriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallammengumpulkan dua orang syahid Uhud (dalam satu liang kubur). Kemudian Beliau bersabda: “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak mengambil Alqur’an?” jika ditunjukkan kepada salah satunya maka Beliau mendahulukannya ke liang lahat.
Pemberi Berkah
Termasuk keistimewaan Alqur’an adalah ia
bisa diambil berkahnya. Allah berfirman:
وَهَذَا كِتَابٌ
أَنْـزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ…
“Dan ini (Al Quran) adalah kitab
yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang
(diturunkan) sebelumnya…”QS al An’aam: 92.
Imam Darimi meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa sesungguhnya Ikrimah bin Abu Jahal seringkali meletakkan mushaf di wajahnya sambil berkata: “Ini adalah kitab Tuhanku, kitab Tuhanku”. Di antara berkahnya adalah bahwa membaca sebagian surat atau ayat darinya bisa mengusir setan dari pembaca dan rumahnya, dan sesungguhnya berkumpul untuk membacanya merupakan jalan bagi turun derasnya rahmat Allah, menarik keridho’annya, tempat datangnya ketenangan dan penyebutan Allah bagi orang – orang yang berkumpul karena Alqur’an.
Menggunakan Alqur’an sebagai pengobatan penyakit fisik dan untuk mengambil berkah tidak lantas mencegah menggunakan Alqur’an untuk penyakit hati, menolak kebodohan dan keraguan dari hati serta mengamalkan syariat dan hukum yang terkandung di dalamnya. Barang siapa setelah ini menyangka bahwa menggunakan Alqur’an pada satu sisi seperti pengobatan bisa membatalkan penggunaannya untuk sisi lain atau menafikannya maka persangkaannya itu didustakan oleh amalan Nabishallallahu alaihi wasallam dan amalan para sahabat serta tabiin. ( Kitab Haula Khasha’ish Alqur’an )
Rujukan : kitab Madza fi Sya’ban karya Abuya As Sayyid Muhammad
Al-Maliki (Shofwatuna.org)
0 Response to "Bulan Syakban (XVII): Raihlah Pahala Membaca Al-Quran di Bulan Syakban"
Post a Comment