Su'ul Khatimah Mengintai Anda, Benarkah?
Sudah jelas dan sudah pasti bahwa hamba
Allah perlu memiliki ilmu dan melakukan ibadah, ilmu lebih utama didahulukan,
artinya harus mengaii ilmunya dulu (ilmu ibadah). Sebab, ilmu itu pokok dan
petunjuk jalan, oleh karenanya Rasulullah bersabda :“Ilmu itu adalah
pemimpin amal, sedangkan amal adalah yang dipimpin”. Kelanjutan Hadits ini,
adalah sbb“Diberikan ilmu itu olch Allah kepada orang-orang yang bahagia dan
tidak diberikan kepada orang-orang yang celaka”.(Hadits ini diriwayatkan
oleh Abu Nuaim dalam kitab Al-Hilyah dan oleh Abu Thalib Al-Makki dalam
kitabnya Qutul-qulub dan juga oleh AI-Chatib serta Ibnu Qayyim, diriwayatkan sebagai
Hadits yang mauquf, jadi hadits ini banyak jalannya).
Oleh sebab itu, ilmu yang menjadi pokok
yang diikuti dan harus didahulukan sebelum ibadah; diharuskan karena
berdasarkan dua sebab. agar ibadahmu berhasil dan sehat. Tanpa ilmu, ibadahmu
akan banyak hama-hamanya yang akan merusaknya. Sebab, mula-mula engkau harus
mengenal dahulu siapa yang disembah yaitu akan sifat-sifat dlan nama-namaNya,
kemudian sesudah kenal baru menyernbah-Nya. Tanpa mengetahui ini, dapat
menyebabkan suul khatimah, karena salah mengitikadkan sifat-sifat Allah dan hal
ini dapat menyebabkan ibadahmu akan sia-sia belaka. Dan kami sudah menerangkan
bahaya yang tersernbunyi disini, bahaya-bahaya besar, yaitu dalam rangka
menerangkan apa artinya suul-khatimh (meningal dunia tanpa selamat
keimanannya) dari kitab Al-Khauf. yang terdapat dalam jumlah kitab-kitab yang
dinamai lhya Ulumuddin.
Sekarang mari kita kupas kitab
Ihya-Ulumuddin, supaya kita mengetahui apa yang ditakutkan dengan suul-khatimah.
Kita ambil singkat saja. Sebagian besar orang yang saleh-saleh sangat takut
akan suul-khatimah. Maka ketahuilah sekarang, semoga Allah memberi
engkau hidayat bahwa suul-khatimah itu ada dua tingkatan; masing-masing besar
bahayanya. Tapi ada yang, lebih besar bahayanya diantara yang dua itu, tingkatan
pertama yaitu hati kita diwaktu sakaratul-maut atau diwaktu bersusah payah
menderita sakit dekat kepada sakaratulmaut dan sudah nampak huru-haranya,
datang di hati ke ragu-raguan, atau ketidak percayaan sama sekali terhadap
Allah. Maka nyawanya dicabut dalam keadaan tidak beriman, tidak percaya kepada
Allah SWT. atau dikuasal oleh keragu-raguan, naudzubillah.
Jadi yang menguasainya ialah keruwetan
kufur yang menjadi tabir penghalang hatinya antara dia dengan Allah S.W.T.
selama-lamanya. Tentu saja yang demikian itu akan menyebabkan dia terjatuh dari
Allah selama- lamanya,dan adzab yang kekal yang terus-menerus tidak bisa
terpisah, kekufuran, adzab kufuran, jauh dari Allah SWT.
Tingkat yang kedua : yaitu hatinya
dikuasai oleh kecintaan terhadap soal-soal dunia yang tidak ada, hubungannya
dengan akhirat atau satu keinginan dari soal-soal duniawi yang selalu terbayang
di hatinya, misalnya dia sedang, membangun sebuah rumah, dan hatinya masghul (bimbang)
akan hal itu saja sehingga pada waktu sakaratulmaut, terbayang saja rumah yang
belum selesai itu, ia tenggelam di dalamnya, hatinya penuh, sampai tidak ada
tempat untuk yang, lain.
Bila kebetulan nyawanya dicabut dalam
keadaan demikian, maka tidak ada tempat bagi Allah S.W.T. dihatinya. Jadi
hatinya tenggelam dalam keadaan demikian, kepalanya dijungkirbalikan
kepalanya kedunia dan kakinya ke Allah SWT. Mukanya hanya melihat dunia
saja, sedangkan punggungnya dikasihkan kepada Allah SWT. seseorang kalau muka
sudah berpaling daripada Allah, datanglah tabir itu. Kalau tabir penghalang
antara dia dengan Allah sudah turun, artinya sudah ada adzab itu. siksa sudah
ada, tidak dapat tiada.
Hal ini disebabkan api yang
menyala-nyala itu, yang disebut dalam Al-Qur’an, hanya akan memakan orang-orang
yang dihijab itu. Adapun, orang mukmin yang sehat hatinya, jadi tidak tertambat
oleh hubbud-dunya, dan menghadap kepada Allah SWT. yaitu yang disebut dalam
firman Allah SWT. :“Pada hari itu, hari manusia meninggalkan
dunia, tidak ada gunanya uang dan anak-anak. Yang selamat hanyalah orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang sehat”, artinya sehat tidak ada penyakit
hubbuddunya. “.
Kepada orang itu, maka api neraka
berkata “Boleh engkau lihat wahai orang mukmin, sebab nur yang ada dihatimu
itu sudah memadamkan nyala apiku”. Ini diriwayatkan dalam hadits Ya’la bin
Munabbih. Kalau kebetulan dicabut nyawanya dalam keadaan tertarik oleh
hubbud-dunya, dikuasai oleh hubbud-dunya (hubbud dunya itu cinta dunia
yang tidak ada. hubungannya dengan akhirat), ini sangat berbahaya sekali.
Alasannya, manusia itu matinya bagaimana hidupnya, begitu hidupnya begitu pula
matinya, juga begitu matinya begitu pula bangkitnya dari kubur, jadi keadaannya
berantai.
Apabila engkau bertanya : “Apa yang
menyebabkan suul Khatimah itu ?”. Maka jawabnya:Ketahuilah bahwa
sebab-sebabnya banyak, tidak bisa diperinci satu persatu, tetapi bisa ditunjukkan
pokok-pokoknya saja. Adakalanya karena mati dalam keragu-raguan dan dalam
keadaan terhijab.
Rujukan : Kitab Minhajul Abidin Karya Imam Ghazali (bambangbelajar.wordpress.com)
0 Response to "Su'ul Khatimah Mengintai Anda, Benarkah?"
Post a Comment