Bulan Zulhijjah : Kajian Zulhijjah Dalam Perspektif Al-Quran (IV)
Allah SWT telah menjadikan bulan dalams etahun
selama dua belas bulan. Salah satu diantara bulan tersebut adalah Bulan
Dzulhijjah adalah bulan ke 12 dari tahun qamariyah atau yang sering di kenal
dalammasyarakat dengan kalender hijriyah. Menempati urutan kedua dari empat
bulan Haram. Bulan terakhir dari asyhurul hajj (bulan-bulan haji). Di dalamnya
terdapat banyak keutamaan dan amal besar dalam Islam; seperti hari ‘Arafah,
umrah dan haji, idul adha, (udhiyah (penyembelihan hewan kurban), dan anjuran
beramal dengan kebaikan secara umum. Dalam hal ini Allah menjadikannya sebagai kesempatan
emas dalam menggapai ketaatan yang bersifat tahunan.
Sekarng sudah saatdan hendaknya seorang
muslim memperhatikan keberadaannya, memanfaatkannya dengan melaksanakan
berbagai ibadah yang disyariatkan, menjaga perkataan dan amal yang shalih agar
mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala. Dalam bulan Zulhijjah, dari bulan
Dzulhijjah, sepuluh hari pertamanya merupakan hari-hari yang sangat istimewa di
sisi Allah, sangat mulia dan penuh barakah. Buktinya, Allah Ta’ala bersumpah
dengannya dalam Kitab-Nya. Penjelasan inisebagaimana di paprkan di dalam Surat Al-Fajar
1-4 berbunyi :(1). Demi fajar,(2). demi malam yang sepuluh, (3). demi yang
genap dan yang ganjil,(4). demi malam apabila berlalu. (QS. Al-Fajar :1-4).
Menurut penyusun tafsir Al Jalaalain
adalah, bahwa kamu wahai orang-orang kafir akan diazab. Tampaknya, penyusun
tafsir Al Jalaalain melihat beberapa ayat setelahnya yang menerangkan tentang
kebinasaan orang-orang kafir. Menurut Syaikh As Sa’diy, bahwa yang dipakai
sumpah dengan isi sumpahnya adalah adalah sama. Allah Subhaanahu wa Ta'aala
bersumpah dengan fajar yang merupakan penutup malam dan permulaan siang karena
pada pergantian malam dengan siang terdapat ayat-ayat yang menunjukkan
sempurnanya kekuasaan Allah Ta’ala, dan bahwa Dia saja yang sendiri mengatur
semua urusan, dimana tidak ada yang pantas ditujukan ibadah kecuali kepada-Nya.
Di samping itu, pada waktu fajar terdapat shalat yang utama dan mulia sehingga
sangat tepat jika Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengannya.
Oleh karena itulah, setelahnya Allah
Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengan malam yang sepuluh, yaitu malam sepuluh
terakhir bulan Ramadhan menurut pendapat yang shahih, atau malam sepuluh
pertama bulan Dzulhijjah, karena malam-malam tersebut adalah malam yang mulia
yang banyak dilakukan ibadah tidak seperti pada malam-malam yang lain. Selain
itu, pada malam yang sepuluh akhir bulan Ramadhan terdapat Lailatulqadr yang
lebih baik dari seribu bulan, sedangkan di siangnya terdapat puasa Ramadhan
yang merupakan salah satu rukun Islam.
Sedangkan pada siang hari dari sepuluh
Dzulhijjah terdapat wuquf di ‘Arafah (9 Dzulhijjah), dimana pada hari itu Allah
Subhaanahu wa Ta'aala mengampuni hamba-hamba-Nya dengan ampunan yang membuat
setan bersedih, bahkan setan tidak pernah terlihat lebih hina dan lebih rendah
daripada hari ‘Arafah karena mereka melihat para malaikat dan rahmat turun dari
Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya, dan karena pada hari-hari
itu terdapat amalan haji dan umrah. Dengan demikian, semua itu merupakan
perkara yang agung dan pantas jika Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah
dengannya.
0 Response to "Bulan Zulhijjah : Kajian Zulhijjah Dalam Perspektif Al-Quran (IV)"
Post a Comment